Pengertian Model Penelitian Pengembangan ADDIE
Model Penelitian Pengembangan ADDIE sesuai namanya merupakan model yang melibatkan tahap-tahap pengembangan model dengan lima langkah/fase pengembangan meliputi: Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery dan Evaluations). Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry pada tahun 1996 untuk merancang sistem pembelajaran (Mulyanitiningsih, 2016).
Dalam langkah-langkah pengembangan produk, model penelitian pengembangan ADDIE dinilai lebih rasional dan lebih lengkap. Mulyatiningsih (2016) mengemukakan Model ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk dalam kegiatan pembelajaran seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE
1. Analysis
Dalam model penelitian pengembangan ADDIE tahap pertama adalah menganalisis perlunya pengembangan produk (model, metode, media, bahan ajar) baru dan menganalisis kelayakan serta syarat-syarat pengembangan produk. Pengembangan suatu produk dapat diawali oleh adanya masalah dalam produk yang sudah ada/diterapkan. Masalah dapa muncul dan terjadi karena produk yang ada sekarang atau tersedia sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik dan sebagainya.
Selesai menganalisis masalah perlunya pengembangan produk baru, kita juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat pengembangan produk. Proses analisis dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan, misalnya: (1) apakah produk baru mampu mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi?, (2) apakah produk baru mendapat dukungan fasilitas untuk diterapkan?, (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan produk baru tersebut. Analisis produk baru perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan apabila produk tersebut diterapkan.
2. Design
Kegiatan desain dalam model penelitian pengembangan ADDIE merupakan proses sistematik yang dimulai dari merancang konsep dan konten di dalam produk tersebut. Rancangan ditulis untuk masing-masing konten produk. Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk diupayakan ditulis secara jelas dan rinci. Pada tahap ini rancangan produk masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan di tahap berikutnya.
3. Development
Development dalam model penelitian pengembangan ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk yang sebelumnya telah dibuat. Pada tahap sebelumnya, telah disusun kerangka konseptual penerapan produk baru. Kerangka yang masih konseptual tersebut selanjutnya direalisasikan menjadi produk yang siap untuk diterapkan. Pada tahap ini juga perlu dibuat intrumen untuk mengukur kinerja produk.
4. Implementation
Penerapan produk dalam model penelitian pengembangan ADDIE dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik terhadap produk yang dibuat/dikembangkan. Umpan balik awal (awal evaluasi) dapat diperoleh dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pengembangan produk. Penerapan dilakukan mengacu kepada rancangan produk yang telah dibuat.
5. Evaluation
Tahap evaluasi pada penelitian pengembangan model ADDIE dilakukan untuk memberi umpan balik kepada pengguna produk, sehingga revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk tersebut. Tujuan akhir evaluasi yakni mengukur ketercapaian tujuan pengembangan.
Tahap Model Penelitian Pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen
Pendapat lain mengenai tahap model penelitian pengembangan ADDIE oleh Lee & Owen (2004). Mereka memaparkan tahap pengembangan model ADDIE sebagai berikut.
1. Assesment/ Analysis
“In part one we follow Dick and carrey’s model (1990) of separating analysis phase of instructional desain into two parts: needs assesment and front-end analysis. Needs assesment focuses on determining the current state and the desired state and the type of business issue the need arises from. Front-end analysis then determines how to close that gap with a result-driven solution”. Artinya, pada bagian pertama kita mengikuti model Dick dan Carrey (1990) untuk memisahkan tahap analisis desain instruksional menjadi dua bagian: penentuan kebutuhan dan analisis front-end. Penentuan kebutuhan berfokus pada penentuan keadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan dan jenis masalah bisnis yang timbul dari kebutuhan. Analisis front-end kemudian menentukan bagaimana menyeslesaikan masalah dengan solusi berbasis hasil (Lee & Owen, 2004:XXViii).
2. Design
“When you have documented all of the information from assesmen and analysis and made the required decisions, you are ready to enter the design phase. The design phase is the planning phase of your multimedia project. Planning is probably the most important factor in the success of your project”. Artinya, bila Anda telah mengumpulkan semua informasi dari penilaian, analisa dan membuat keputusan yang dibutuhkan, Anda siap memasuki tahap perancangan. Tahap desain adalah tahap perencanaan proyek multimedia Anda. Perencanaan merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan proyek Anda (Lee & Owen, 2004:93).
3. Development & Implementation
“Within the multimedia development process, during production there are components common to computer-based, web-based, performance support, and interactive distance broadcast solutions. Lesson outlines and concept maps become programmed lessons in development phase. This is an easy concept to express, but it’s complexs in execution”. Artinya, Dalam proses pengembangan multimedia, ada komponen yang umum digunakan selama produksi diantaranya komponen berbasis komputer, berbasis web, dukungan kinerja, dan solusi siaran jarak jauh yang interaktif. Garis besar pelajaran dan peta konsep menjadi pelajaran terprogram dalam fase pengembangan. Hal ini adalah konsep yang mudah untuk dijelaskan, tapi rumit dalam pelaksanaan (Lee & Owen, 2004:171).
4. Evaluation
“Each project needs an evaluation plan that outlines eaxctly how and to what level the project will be evaluated. An evaluation plan should be developed at the end of the analysis phase or at the beginning of the design phase so that all project team members can build the evaluation into each component of the project as it progresses”. Artinya, Setiap proyek membutuhkan rencana evaluasi yang tepat dalam menguraikan bagaimana dan sampai tingkat apa proyek akan dievaluasi. Rencana evaluasi harus dikembangkan pada akhir tahap analisis atau pada awal tahap perancangan sehingga semua anggota tim proyek dapat membuat evaluasi ke dalam setiap bagian proyek yang sedang berlangsung (Lee & Owen, 2004:235).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan model penelitian pengembangan ADDIE adalah untuk menghasilkan atau mengembangkan sebuah produk yang teruji secara empiris. Untuk menghasilkan produk yang baru dan teruji tersebut, maka perlu ada tahapan kegiatan yang terdokumentasi dan terukur pada semua tahap pengembangan/pembuatan.