Model penelitian pengembangan dalam dunia pendidikan ada beberapa macam diantaranya model penelitian pengembangan Dick & Carey, Borg dan Gall, Model Maartin Tassmer, Model Sugiyono, dan lain-lain.
Pengertian model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pola (acuan, ragam, dan sebagainya). Prawidalaga (2008) menyebut model sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis serta mengandung pemikiran yang bersifat uraian atau penjelasan termasuk saran.
Smith (2010) menjelaskan bahwa model adalah sebuah gambaran mental yang membantu sesorang dalam memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat dan dialami secara langsung. Menurut Putra (2011) model pengembangan merupakan dasar produk yang akan dihasilkan, yang dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik.
Pada artikel kali ini akan dijelaskan mengenai salah satu model penelitian pengembangan, yaitu Model Penelitian Pengembangan Dick & Carey
Model Penelitian Pengembangan Dick & Carey
Model Dick and Carey merupakan model desain instruksional, dikembangkan oleh Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model penelitian dan pengembangan Dick & Carey merupakan salah satu dari model prosedural yakni model yang menyarankan agar penerapan prinsip desain/rancangan instruksional disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus dijalani secara berurutan.
Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan Model Dick & Carey

Langkah-langkah utama dari model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick & Carey adalah 1) mengidentifikasi tujuan instruksional, 2) melakukan analisis instruksional, 3) menganalisis karakteristik mahasiswa dan konteks, 4) merumuskan tujuan instruksional khusus, 5) mengembangkan instrumen penilaian, 6) mengembangkan strategi instruksional, 7) mengembangkan dan memilih bahan instruksional yang sesuai, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi pembelajaran, dan 10) merancang dan melakukan evaluasi sumatif.
1. Identifikasi Tujuan (Identify Instructional Goal’s)
Langkah pertama model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program instruksional. Tujuan instruksional bisa diuraikan mulai dari daftar tujuan, analisis kinerja, penilaian kebutuhan, dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar peserta didik, analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan/job analysis, atau dari persyaratan lain sebagai instruksi baru.
2. Melakukan analisis Instruksional (Conduct Instructional Anlysis)
Proses analisis instruksional bertujuan untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap/karakter yang diketahui sebagai perilaku masukan/entry behaviors, yang dibutuhkan peserta didik untuk bisa memulai instruksional. Peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi.
3. Analisis Siswa dan lingkungan (Analyze Learners and Contexts)
Di tahap ini, dilakukan analisis siswa, analisis konteks dimana mereka akan belajar dan analisis konteks dimana mereka akan menggunakannya. Pilihan peserta didik, keterampilan dan sikap yang sudah dimiliki akan digunakan untuk mendesain strategi instruksional.
4. Merumuskan Tujuan Performasi (Write Performance Objectives)
Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis instruksional, keterampilan yang harus dipelajari, kondisi dimana keterampilan yang harus dilakukan dan kriteria untuk kinerja yang sukses.
5. Pengembangan Tes acuan Patokan (Develop Assesment Instrument)
Berdasarkan tujuan performasi yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan butir-butir peniaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian yang diminta.
6. Pengembangan Siasat Instruksional (Develop Insstructional Strategy)
Bagian-bagian dari strategi instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan belajar siswa termasuk aktivitas pra instruksional, presentasi isi, partisipasi siswa, penilaian, dan tindak lanjut.
7. Pengembangan atau Memilih Material Instrksional (Develop and Select Instructional Materials)
Dengan istilah bahan isntruksional kita sudah termasuk segala bentuk instruksional seperti modul, panduan guru, overhead transparansi, CD video, multimedia berbasis komputer, dan laman website untuk instuksional jarak jauh/online.
8. Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction)
Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan instruksional. Teknik yang sama bisa diterapkan pada instruksional atau penilaian formatif terhadap bahan di kelas.
9. Revisi Instruksional (Revise Instruction)
Strategi instruksional selanjutnya dapat ditinjau ulang dan sehingga semua pertimbangan dan penilaian ini dilampirkan ke dalam revisi instruksional agar tercipta alat instruksional yang lebihbaik dan efektif.
10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design and Conduct Summative Evaluation)
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan atau diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.
Sekian artikel mengenai artikel mengenai Model Penelitian Pengembangan Dick & Carey. Semoga dapat membantu menambah wawasan. Salam!
Sumber: Yamanto Isa, Model-Model Pengembangan Produk R & D.